Rabu, 29 Desember 2010

tugas psikologi

Gejala Kognisi, Konasi, Emosi, dan Campuran
Didalam suatu individu terdapat berbagai gejala-gejala seperti kognisi, konasi, emosi dan campuran. Apakah anda sudah mengetahui apa maksud dari gejala-gejala diatas? Disini akan dijelaskan tentang gejala-gejala diatas, juga akan dijelaskan mengenai keterkaitan bakat, inteligensi, berpikir dan belajar.
1. Kognisi
Kognisi adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu.
Proses yang dilakukan adalah memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Kapasitas atau kemampuan kognisi biasa diartikan sebagai kecerdasan atau inteligensi. Bidang ilmu yang mempelajari kognisi beragam, di antaranya adalah psikologi, filsafat, dan lain-lain.
Kepercayaan/ pengetahuan seseorang tentang sesuatu dipercaya dapat mempengaruhi sikap mereka dan pada akhirnya mempengaruhi perilaku/ tindakan mereka terhadap sesuatu. mengubah pengetahuan seseorang akan sesuatu dipercaya dapat mengubah perilaku mereka.
Gejala kognisi meliputi:
a. Pengamatan
Pengamatan adalah aktivitas yang dilakukan seseorang yang cerdas, terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. Dipandang dari segi arti menunjukan hal yang sangat berbeda.
b. Tanggapan
Yaitu suatu bayangan yang tinggal dalam ingatan setelah kita melakukan pengamatan.
Tanggapan dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
- Tanggapan masa lampau atau tanggapan ingatan
- Tanggapan masa datang atau tanggapan mengantisipasikan
- Tanggapan masa kini atau tanggapan representative (mengimajinasikan)
c. Ingatan
Proses dari mengingat adalah menyimpan suatu informasi, mempertahankan dan memanggil kembali informasi tersebut.
d. Fantasi
Fantasi itu dilukiskan sebagai fungsi yang memungkinkan manusia untuk berorientasi dalamalam imajinasi melampaui dunia riil.
e. Berpikir
Berfikir merupakan proses dinamis yang dapat dilukiskan dengan proses atau jalannya.
f. Intuisi
Intuisi adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualita
2. Konasi (Kehendak)
Kemauan merupakan salah satu fungsi hidup kejiwaan manusia, dapat diartikan sebagai aktifitas psikis yang mengandung usaha aktif dan berhubungan dengan pelaksanaan suatu tujuan. Tujuan adalah titik akhir dari gerakan yang menuju pada sesuatu arah. Adapun tujuan kemampuan adalah pelaksanaan suatu tujuan-tujuan yang harus diartikan dalam suatu hubungan. Misalnya, seseorang yang memiliki suatu benda, maka tujuannya bukan pada bendanya, akan tetapi pada mempunyai benda itu”, yaitu berada dalam relasi (hubungan), milik atas benda itu. Seseorang yang mempunyai tujuan untuk menjadi sarjana, dengan dasar kemauan, ia belajar dengan tekun, walaupun mungkin juga sambil bekerja. Dalam istilah sehari-hari, kemauan dapat disamakan dengan kehendak dan hasrat. Kehendak ialah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu yang merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik.
Untuk mempermudah mempelajarinya maka gejala kemauan dibagi atas :
a. Dorongan
Dorongan ialah suatu kekuatan dari dalam yang mempunyai tujuan tertentu dan berlangsung di luar kesadaran manusia. Dorongan ini dibedakan menjadi 2 golongan yakni dorongan nafsu, dan dorongan rohaniah.
b. Keinginan
Keinginan yaitu nafsu yang telah mempunyai arah tertentu dan tujuan tertentu.
c. Hasrat
Hasrat ialah suatu keinginan tertentu yang dapat diulang-ulang.
3. Emosi (Perasaan)
Perasaan termasuk gejala jiwa yang dimiliki oleh semua orang, hanya corak dan tingkatannya tidak sama. perasaan tidak termasuk gejala mengenal, walaupun demikian sering juga perasaan berhubungan dengan gejala mengenal.
Apakah perasaan itu?
Perasaan adalah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat subyektif. Jadi unsur-unsur perasaan ialah :
˗ bersifat subyektif daripada dengan gejala mengenal
˗ bersangkut paut dengan gejala mengenal
˗ perasaan dialami sebagai rasa senang atau tidak senang, yang tingkatannya tidak sama.
Perasaan lebih erat hubungannya dengan pribadi seseorang dan berhubungan pula dengan gejala-gejala jiwa yang lain. Oleh sebab itu tanggapan perasaan seseorang terhadap sesuatu tidak sama dengan tanggapan perasaan orang lain, terhadap hal yang sama. Karena adanya sifat subyektif pada perasaan maka gejala perasaan tidak dapat disamakan dengan pengamatan, fikiran dan sebagainya.
Pengenalan hanya berstandar pada hal-hal yang ada berdasarkan pada kenyataan, sedangkan perasaan sangat dipengaruhi oleh tafsiran sendiri dari orang yang mengalaminya. Perasaan tidak merupakan suatu gejala kejiwaan yang berdiri sendiri, tetapi bersangkut paut atau berhubungan erat dengan gejala-gejala jiwa yang lain, antara lain dengan gejala mengenal. Kadang-kadang gejala perasaan diiringi oleh peristiwa mengenal dan sebaliknya pada suatu ketika ada gejala perasaan yang menyertai peristiwa mengenal.
Gejala perasaan kita tergantung pada :
˗ Keadaan jasmani
˗ Pembawaan
˗ Perasaan seseorang berkembang sejak ia mengalami sesuatu.
4. Campuran
a. Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang diarahkan kepada sesuatu obyek baik di dalam maupun diluar dirinya.
Faktor yang mempengaruhi perhatian :
˗ Pembawaan
˗ Latihan dan kebiasaan
˗ Kebutuhan
˗ Kewajiban
˗ Keadaan jasmani
˗ Suasana jiwa
˗ Suasana di sekitar
˗ Kuat atau tidaknya perangsang dari obyek itu sendiri
b. Kelelahan
Kelelahan disebabkan karena berlangsungnya suatu aktifitas baik aktifutas jasmani maupun rohani.
c. Sugesti
Sugesti adalah pengaruh atas jiwa atau perbuatan seseorang, sehingga pikiran, perasaan dan pikirannya terpengaruh, dan dengan begitu orang mengakui apa yang di kehendaki dari padanya.
Cara untuk menyugesti :
- Dengan membujuk
- Dengan memuji
- Dengan menakut – nakuti
- Dengan menunjukan kekurangan atau kelebihan

Sabtu, 18 Desember 2010

makalah syirik

A. SYIRIK

1. Pengertian Syirik

Syirik, yaitu kepercayaan terhadap suatu benda yang mempunyai kekuatan tertentu atau juga mempercayai hal-hal selain Allah Swt.Orang yang mempercayai hal tersebut dinamakan Musyrik.Sedangkan orang musyrik itu adlah orang yang mempersekutukan.
Pengertian Musyrik menurut istilah yaitu orang yang menyembah dan mengakuin adanya Tuhan Selain Allah atau menyamakan sesuatu dengan Allah,baik Zat,Sifat,ataupun perbuatan-Nya.
Sikap syirik dapat merusak, bahkan dapat menggugurkan aqidah Islam.Oleh karena itu, kita harus berhati-hati jangan sampai gerak hati,ucapan, dan perbuatan kita terbawa kedalam kemusyrikan. Sebab ada syirik kecil dan syirik besar.Syirik kecil dapat berubah menjadi syirik besar.
Orang yang syirik disamping percaya kepada Allah, juga percaya kepada sesuatu yang mempunyai kekuatan tersendiri.
Misalnya, seseorang rajin shalat,tetapi dia juga percaya bahwa keris yang dimilikinya mempunyai kekuatan tertentu yang dapat menjaga dirinya dan dapat mendatangkan rizki.Sehingga dipeliharanya keris itu sebaik-baiknya.Setiap malam jum’at,jeris tersebut dimandikan dengan air kembang.
Ada juga orang yang percaya kepada khasiat dan keramatnya, batu cincin,batu yang besar,pohon besar, laut, bintang,patung dan sebagainya.
Dlam kehidupan sehari-hari orang terjadang berbuat syirik,orang yang berbuat syirik sering tidak menyadari bahwa ia sebenarnya sudah terjerumus kedalam kemusyrikan,walaupun hanya syirik kecil.Misalnya,seorang petani yang tanaman padinya sangat subur berkata,” Ini semua karena aku beri pupuk,jika tidak, pasti tanaman ini sudah mati”.Ucapan petani tersebut sudah merupakan musyrik,sebab dia menganggap bahwa pupuk itulah yang memberi kesuburan.padahal pemberian pupuk itu merupakan usaha atau ikhtiar,sedangkan yang memberi kesuburan pada tanaman itu adalah Allah.Sebab,bisa terjadi tanaman sudah diberi pupuk,tetapi tidak subur.Kita di suruh Allah untuk berikhtiar,tapi kita juga harus berdo’a.Kita berdo’a agar kita selalu ingat bahwa Allah yang menetukan segalanya,Jika kita tidak ingat pada Allah,kita mengira bahwa segala keberhasilan yang kita capai adalah sematam-mata karena usaha kita sendiri.

Disamping itu,orang sering ingin mengambil jalan pintas dalam mencapai tujuan yang diinginkan.misalnya, ingin menjadi orang kaya, ia minta kepada dukun,percaya kepada gunung atau percaya kepada tuyul.Perbuatan seperti itu jelas merupakan syirik.Syirik sering berawal dari yang kecil,jika diturutkan akan menjadi syirik besar.Seorang musyrik pada awalnya mempunyai kepercayaan tauhid.Tauhidnya hilang,tinggal Syiriknya.Disamping itu,banyak orang percaya kepada Tauhid(KeESAAN Tuhan) sekaligus Musyrik.
Orang yang sirik digolongkan orang yang sangat zalim,Sebagaimana Firman Allah dalam Surat Luqman:13

Artinya:
“Dan ( Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya,di waktu ia memberi pelajaran kepadanya,”Hai Anakku,janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya memperskutukan(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.

Menyembah selain Allah dikatakan sangat zalim dan perbuatan sia-sia,karena yang disembah itu tidak bisa berbuat apa-apa.Dalam Surat Fushilat 37:



Artinya:
“Janganlah kamu menyembah pada matahari atau bulan,tetapi sembahlah Allah yang menciptakannya”.

1. Macam-macam syirik
Syirik itu bayak sekali macamnya, antara lain:
a. menyembah selain Allah, seperti :
1. meyembah berhala
Allah berfirman dalam surat An-najm ayat 19-20


Artinya:
“apakah patut kamu mengamgap berhala lata, Uzzu dan manta ketiga yang paling ahir (sebagai tuhan yang lain dari Allah)”



2. Menyembah Matahari dan bulan
Firman Allah dalam surat Fushilat ayat 37:


Artinya;
“dan janganlah kamu bersujut (menyembah) kepada matahari dan bulan, tetapi bersujudlah kepada Yang telah menciptakan keduanya”

3. Menyembah jin dan setan
Allah berfirman dalam surat saba ayat 14 :


Artinya:
“….akan tetapi mereka itu meyembah jin, kebanykan mereka beriman kepada jin itu”.
4. Menyembah / percaya kepada jimat.
Sabda rasulullah SAW :



Artinta:
“Sesunguhnya dia melihat seorang laki-laki yang memakai benang ditanganya untuk menolak sakit panas, maka ia memutuskany dan membaca firman Allah dan tidaklah beriman kebanyakan mereka kepada Allah tetapi mereka itu adalah orana-orang musyrik”(HR Abu hatim)”

b. bertuhan lebih dari Satu
Firman Allah dalam surat An-Nahel ayat 51 :




Artinya:
“dan Allah berfirman,”janganlah kamu mengambil dua tuhan, sesungguhnya dia adlah tuhan yang maha Esa”,”




c. Sihir
Rasulullah SAW bersabda :





Artinya:
“barangsiapa yang mengikat suatu ikatan, kemudian menghembusnya, maka sungguh telahmenyihir, dan barang siapa yang menyihir naka sungguh ia telah musyrik”.(HR.An-Nasa’i)
d. Tenung
Sebagaimana disebutkan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim sebagai berikut:





Artinya:
“Barang siapa yang mendatangi tukang tenung, lalu menanyakan sesuatu kepadanya,lantas dibenarkannya apa yang diucapkannya itu, tidaklah diterima shalatnya selama 40 hari”.

e. Percaya kepada ramalan nasib
Hadis rasulullah SAW :




Artinya :
“Barang siapa yang hajatnya digagalkan oleh keeper cayaan menentukan nasib dengan burung dan lain-lain maka sunguh ia telah syirik’. (HR Ahmad)

f. Syirik nafsu atau aku
Jenis syirik ini amat bbahaya, karma manusia talah dikuasai hawa nafsunya. Sehinggaia merasa dirinya diatas segalanya, bahkan ada yang mengaku dirinya sebagai tuhan. Orang yang terjerumus kedalam syirik ini antra lain : Qorun orang yang terkaya pada zamanya. Juga fir’aun yaitu orang yang Men-tuhan-kan dirinya karma kesombongan akan pangkat dan kekuasaan.



Allah berfirman dalam srat Al-jatsiah ayat 23-24 yang artinya :
“Apakah engkau lihat orang yang memper-tuhankan dirinya (nafsuegonya) dan Allah menyesatkanya dengan ilmunya, dan ditutupnya pendengaran dan hatinya, diletakkanya tutup pada matanya, mka siapakah yang aka membimbingnya setslah Allah membiarkan?apakah mereka tidak sabar? Mereka barkata : Tidak ada kehidupan selain kehidpan di dunia ini ; kita mati dan kita hidup di sini, dan tidak ada yang bisa membinasakan kita kecuali waktu…”.
g. Syirik kecil, seperti Riya, yaitu beramal bukan karena Allah, tapi karena ingin dipuji dan dilihat orang.
Rasulullah Bersabda :



Artinya :
“Sesuai yang amat aku takuti yang akan menimpa kamu adalah Syirik kecil. Nabi ditanya tentang hal ini, mka beliau menjawab ialah riya”. (HR. Ahmad)



Itulah sebagian dari macam-macam syirik. Kita perlu berhati-hati agar jangan terkene syirik. Sebab syirik dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, juga kepada siapa saja. Misalnya, jika pada suta saat terjadi kecelakaan, lalu orang yang celaka itu kita tolong dan kita bawa kerumah sakit, dan orang itupun tertolong nawanya. Setelah itu kita berkata, “kalau aku tidak tolong, pasti sudah mati orang itu” perbuatan kita yang demikian itu termasuk syirik.

1. LARANGAN RIYA DALAM BERAMAL
Berturut-turut firman Allah, Surat Al Bayyinah 5,Al Baqarah 264, dan An-Nisa 142.

1. Dari Abu Hurairah, Rasul Saw. Bersabda : “Allah Swt. berfirman :”Aku paling kaya dari segala sekutu,untuk disekutukan, oleh sebab itu barang siapa melakukan suatu amalan yang disekutukan pada pihak lain, maka kubiarkan ia bersama sekutunya.”. (HR. Muslim).

2. Dari Abu Hurairah, Rasul Saw. Bersabda : “Manusia yang paling pertama diputuskan kelak di hari Kiamat, ialah orang-orang yang mati Syahid, ia diajukan dan ditanya tentang nikmat-nikmat Tuhan dan sesudah mengakuinya, lalu ditanya : “Untuk apakah nikmat-Ku padamu itu ? Jwabnya : “Aku berperang di jalan-Mu hingga mati syahid. Firman Tuhan : “Dusta kamu, padahal kau lakukan itu hanya popularitas saja, supaya kamu dikenal sebagai pahlawan dan pemberani.Dan hal itu sudah kau peroleh, untuk itu seretlah ia ke neraka.

Kedua yang diajukan adalah, orang-orang yang belajar ilmu dan mengajarkannya, serta orang yang mempelajari Al Quran, saat diajukan, ia ditanya tentang ni’mat-ni’mat Tuhan kepadanya, sesudah mengakuinya, lalu ditanya : “Kau pergunakan untuk apa, semua nikmat-Ku itu? Jawabnya : “Semua itu kupergunakan untuk mengabdi kepada-Mu semata. Firman Tuhan : “Dusta kamu, padahal semua itu kau lakukan untuk kepentingan pujian orang, supaya kau disebut orang yang pandai, ahli baca (qari), dan hal itu sudah kau peroleh di duni, oleh sebab itu seretlah keneraka.

Ketiga yang diajukan ialah, orang kaya yang di beri kelaoangan rizki, dan saat diajukan ditanyakan kepadanya tentang berbagai nikmat Tuhan, dan sesudah mengakuinya, lalu ditanya : “Apakah yang kau perbuat dengan nikmt-Ku tiu? Jawabnya : “Semua itu kuamalkan, kubelanjakan untuk mencapai Keridhaan-Mu, Firman Tuhan : “Dusta kau, padahal semua itu kau lakukan semata untuk kepentingan sanjungan orang banyak, supaya kau disebut orang dermawan, yang baik budi dan lain-lain.Untuk itu, seretlah mukanya dan jerumuskan keneraka”.
3. Dari Jundub bin Abdullah bin Sufyan, Nabi Saw.bersabda : “Barang siapa mendengarkan amalannya kepada orang lain, maka Allah memalukannya di hari Kiamat.” (HR. Bukhari-Muslim).

2. AMALAN YANG DI KIRA RIYA’?
Amalan yang dikira riya’,sebetulnya bukan .

1. Dari Abu Dzar; “Ada seorang bertanya : “Bagaimana menurutmu ya Rasul, Jika ada orang beramal kebaikan lalu dipuji masyarakat, padahal tujuannya semata karena Allah? Jawabnya : “Itulah awal kabar gembira bagi orang Mukmin.” (HR.Muslim)
Dan yang terpenting ketika seorang yang hendak beramal hendaklah menentukan tujuan niatnya terlebih dahulu.Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Zaid Maisarah,Allah Berfirman : “Aku tidak menilai orang Bijak,tetapi yang Ku-lihat adalah tujuan niatnya, maka jika niatnya ditujukan kepada-Ku,maka Aku jadikan diamnya berarti berfikir, bicaranya sebagai dzikir sekalipun ia diam (tanpa kata-kata).
Al faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibrahim Nakha’i katanya : “Terkadang orang berbicara menjengkelkan,tetapi tujuannya baik,maka Allah merubah penerimaan para pendengarnya dengan rasa ma’af,hingga kebanyakan orang menyatakan bahwa : “Dia bertujuan baik,tidak buruk.Dan sebaliknya bisa terjadi (terkadang) orang teratur susunan kata-katanya (baik dan menarik), tetapi dilandasi dengan tujuan buruk,maka Allah akan merubah penerimaan para pendengarnya sesuai dengan tujuan pembicara tadi, hingga mereka menyatakan “Sekalipun susunan kata-katanya teratur,tetapi jelas tujuannya buruk”.

Orang-orang Shalih terdahulu saling memberi nasehat lewat tulisan (surat) kepada kawannya 3 kalimat,yaitu :
1. Orang yang beramal untuk Akhirat,pasti Allah menckupi segala kebutuhan (urusan) dunianya.
2. Orang yang niat tujuannya baik,pasti Allah menyatakannya (baik pula dalam kenyataan) lahir.
3. Orang yang memperbaiki hubungan dengan Allah,pasti Allah memperbaiki hubungannya dengan sesamanya( manusia ).

Postingan Terkait Lainnya :
makalah
• MANUSIA MAKHLUK PALING MULIA DAN BERDERAJAT PALING TINGGI
• Makalah Ilmu Administrasi
• Sekolah sebagai pusat kebudayaan - Makalah
• Rukun dan Syarat Perkawinan / pernikahan
• Pengembangan media dan sumber belajar
• Pergaulan Baik antara Suami Istri
• KERAJINAN TANGAN SENI MENGANYAM KERTAS KORAN
• Dokumentasi Rekam Medis
• Penentuan Tingkat pendapatan Nasional
• Makalah Pengantar Bisnis
• Kewajiban manusia untuk menuntut ilmu
• Belajar Aktif, Cara kerja otak dan Gaya belajar
• Manusia Sebagai Makhluk Pendidikan
• Perkembangan Islam di Thailand- makalah
• Pengertian Kenakalan Remaja (Makalah)
• Sejarah Perkembangan komputer - makalah
• Metode Pengembangan Seni - Mencetak dengan berbagai media
• MAKALAH CIVIC EDUCATION TENTANG WAWASAN NUSANTARA
• Pengertian Sampah dan cara menanggulangi
• Penilaian Pendidikan Agama Islam
• Sarana dan Prasarana Pendidikan Agama Islam
• Metodologi Pendidikan Agama Islam
• Makalah Perjanjian Perkawinan dalam Islam
• UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP – KONSEP IPA MELALUI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK BAGI SISWA KELAS IV
• Pengertian (definisi) Riba dan Jenis-Jenisnya
Tugas
• MANUSIA MAKHLUK PALING MULIA DAN BERDERAJAT PALING TINGGI
• Manusia sebagai Makhluk Pendidikan
• Penggunaan Media dalam Pembelajaran Fiqih
• Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
• Contoh Daftar Isi Proposal Skripsi
• Contoh Penulisan daftar pustaka
• contoh Kata Pengantar Skripsi /proposal
• Asas - Asas Hukum Islam
• Pengertian (Definisi) Media
• Pendapat Para ahli tentang Maisir (judi)
• Contoh Kata Pengantar Makalah
• Kisah Tentang Imam Hambali
• Biografi Imam Abu Hanifah
• Pengertian Menopause
• Hari Valentine (Penelitian) - Pengertian Valentine day
• Format Laporan Bulanan MA Contoh
• Contoh RAPBM - Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Madrasah
• Undian Berhadiah - makalah
• PERMINTAAN DAN PENAWARAN
• Pengembangan Islam pada masa Khulafaurrasyidin
• Pendidikan tradisional dengan modern
• Pendidikan Islam di Indonesia
• Mudharabah
• Oservasi pengembangan kurikulum di MA AL FATA

Rabu, 01 Desember 2010

tugas bahasa indonesia

1. Daftar Pustaka
1.1 Pengertian
Daftar pustaka adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel- artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sehagian dan karangan yang tengah digarap. Bagi orang awam, bibliografi mungkin tidak penting artinya, tetapi bagi seorang sarjana seorang calon sarjana. atau scorang cendekiawan, daftar kepustakaan itu merupakan suatu hat yang sangat penting.
1.2 Fungsi
Untuk mendeskripsi yang penting tentang buku, majalah, harian itu secara keseluruhan, karena itu fungsi catatan kaki dan daftar pustaka seluruhnya tumpang-tindih satu sama lain.
Selain itu berfungsi sebagai pelengkap dan sebuah catatan kaki. Pada daftar pustaka dapat mengetahui keterangan-keterangan yang lengkap mengenai buku atau majalah itu.
1.3 Unsur-unsur
- Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
- Judul buku, termasuk judul tambahan.
- Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke-berapa, nomor jilid, dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
- Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid. nomor dan tahun.
1.4 Bentuk
Daftar isi disusun menurut urutan alfabetis dan nama pengarangnya. Untuk maksud tersebut nama-nama pengarang harus dibalikkan susunannya: nama keluarga, nama kecil, lalu gelar-gelar kalau ada. Jarak antara baris dengan baris adalab spasi rapat.
Jarak antara pokok dengan pokok adalah spasi ganda. Tiap pokok disusun sejajar secara vertikal. dimulai dan pinggir margin kiri, sedangkan baris kedua, ketiga, dan seterusnya dan tiap pokok dimasukkan ke dalam tiga ketikan (bagi karya yang mempergunakan lima ketikan ke dalam untuk alinea baru) atau empat ketikan (bagi karya yang mempergunakan 7 ketikan ke dalam untuk alinea baru).

2. Kutipan
2.1 Pengertian
Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
Penulisan sumber kutipan ada yang menggunakan pola Harvard, ada pula yang menggunakan pola konvensional atau catatan kaki (footnote). Sekarang Anda akan mempelajari pencantuman kutipan dengan pola Harvard.
2.2 Cara Menulis Kutipan
Penulisan dan pencantuman kutipan dengan pola Harvard ditandai dengan menuliskan nama belakang pengarang, tahun terbit, dan halaman buku yang dikutip di awal atau di akhir kutipan. Data lengkap sumber yang dikutip itu dicantumkan pada daftar pustaka. Ada dua cara dalam mengutip, yakni langsung dan tidak langsung. Kutipan langsung adalah mengutip sesuai dengan sumber aslinya, artinya kalimat-kalimat tidak ada yang diubah. Disebut kutipan tidak langsung jika mengutip dengan cara meringkas kalimat dari sumber aslinya, namun tidak menghilangkan gagasan asli dari sumber tersebut
Arti Kutipan Langsung dan Tidak Langsung

Terdapat dua bentuk kutipan yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak
langsung. Kutipan langsung adalah pemindahan secara lengkap, dalam arti kata demi
kata, kalimat demi kalimat sesuai dengan bunyi pada teks atau perkataan seseorang yang
dikutip oleh penulis. Pada kutipan tidak langsung, penulis melakukan parafrase atau
menggunakan kalimat-kalimat yang disusunnya sendiri menjadi ikhtisar atau intisari
berdasarkan apa yang dikutipnya.



a. Kutipan langsung, yaitu kutipan yang dilakukan persis seperti sumber aslinya, baik bahasanya maupun susunan kata dan ejaannya.
1) Kutipan langsung pendek yaitu kurang dari tiga baris, disalin dalam teks dengan memberikan tanda kutipan di antara bahan yang dikutip.
Contoh : (“……………..”)
2) Kutipan langsung panjang yaitu lebih dari tiga baris, yang diberi tempat tersendiri dalam alinea baru diketik dengan jarak satu spasi dan menjorok masuk empat ketukan huruf dari margin kiri, tanda kutip tidak dipakai.

Kutipan tidak langsung, yaitu kutipan yang hanya mengambil pokok-pokok pikiran atau semangatnya saja, dan dinyatakan dengan kata-kata dan bahasa sendiri.


Tata Cara & Aturan Penulisan Kutipan
By - Muhammad Alfiansyah . Rabu, November 04, 2009
Label: Bahasa Indonesia
Tata Cara & Aturan Penulisan Kutipan - Setelah kita menulis tentang definisi
kutipan maupun jenis2nya sekarang mari kita bahas tentang Tata Cara & Aturan
Penulisan Kutipan.
A. Tata Cara & Aturan Penulisan Kutipan langsung tidak lebih dari empat
baris
Kutipan ini akan dimasukkan dalam teks dengan cara berikut:
(1) kutipan diintegrasikan dengan teks;
(2) jarak antara baris dengan baris dua spasi;
(3) kutipan diapit dengan tanda kutip;
(4) sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukkan setengah spasi ke atas
atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman
tempat terdapat kutipan itu.
Contoh:
Supaya tulisan kita mudah dipahami orang lain, maka kita hendaknya membuat
kalimat yang efektif. Yang dimaksud dengan kalimat efektif itu yang bagaimana?
“Kalimat efektif adalah kalimat yang dengan sadar atau sengaja disusun untuk
mencapai daya informasi yang tepat dan baik” (Parera,1988:42). Dengan
demikian…..
B. Tata Cara & Aturan Penulisan Kutipan langsung lebih dari empat baris
Kutipan yang lebih dari empat baris ketentuan penulisannya sebagai berikut:
(1) kutipan dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi;
(2) jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi;
(3) kutipan boleh atau tidak diapit dengan tanda kutip;
(4) sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas,
atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman
tempat terdapat kutipan itu;
(5) seluruh kutipan dimasukkan ke dalam 5 – 7 ketikan.
Contoh:
.......................................................................
“Anda tidak bisa menang dalam sebuah debat. Anda tidak bisa, karena kalau Anda
kalah, Anda akan kalah; dan kalau Anda menang, Anda kalah juga. Mengapa?
Nah, misalkan Anda menang atas pihak lawan dan mampu menembak
argumennya sehingga penuh lubang, lalu membuktikan bahwa dia
noncomposmentis. Lalu bagaimana? Ya, Anda akan merasa senang. Tapi
bagaimana dengan dia? Anda telah membuatnya merasa rendah diri” (Carnegie;
1996:181).
..........................................................................
C. Tata Cara & Aturan Penulisan Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung berupa intisari pendapat yang dikemukakan. Oleh sebab
itu, kutipan ini tidak diberi tanda kutip. Syarat penulisan kutipan tidak langsung
adalah:
(1) kutipan diintegrasikan dengan teks;
(2) jarak antarbaris dua spasi;
(3) kutipan tidak diapit tanda kutip;
(4) sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas,
atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, nomor halaman
tempat terdapat kutipan itu.
Contoh:
Menurut Gorys Keraf, kalimat yang baik adalah yang menunjukkan kesatuan
gagasan, atau hanya mengandung satu ide pokok. Bila ada dua kesatuan yang
tidak mempunyai hubungan digabungkan, maka akan merusak kesatuan pikiran
(1994 :36).










II. Membuat & Menulis Daftar Pustaka / Bibliografi Dengan Benar

Berdasarkan sumber acuan yang digunakan, ada beberapa model bibliografi yang paling umum kita jumpai.

II.a Buku sebagai Sumber Acuan

Jika buku menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Nama pengarang dibalik (berdasarkan nama keluarga, nama belakang) kecuali nama Tionghoa. Nama ditulis lengkap tanpa menyebutkan gelar.
Contoh:
- Masri Singarimbun menjadi Singarimbun, Masri
- Y.B. Mangunwijaya menjadi Mangunwijaya, Y.B.
- Cio Sin Kim tetap Cio Sin Kim

2. Jika dalam buku yang diacu itu tercantum nama editor, penulisannya dilakukan dengan menambahkan singkatan (Ed.).
Contoh:
- Mahaso, Ode (Ed.). 1997.

3. Jika pengarang terdiri dari dua orang, nama orang pertama dibalik sedangkan nama orang kedua tetap. Di antara kedua nama pengarang itu digunakan kata penghubung “dan”. Jika lebih dari tiga orang, ditulis nama pengarang pertama yang dibalik lalu ditambahkan singkatan “dkk” (dan kawan-kawan).
Contoh:
Sumardjan, Selo dan Marta Susilo.
4. Jika beberapa buku ditulis oleh seorang pengarang, nama pengarang cukup ditulis sekali pada buku yang disebut pertama. Selanjutnya cukup dibuat garis sepanjang 10 ketukan dan diakhiri dengan tanda titik. Setelah nama penga-rang, cantumkan tahun terbit dengan dibubuhkan tanda titik. Jika tahunnya berbeda, penyusunan daftar pustaka dilakukan dengan urutan berdasarkan yang paling lama ke yang paling baru.
Contoh:
- Keraf, Gorys. 1979.
- _________ . 1982.
- _________ . 1984.
Jika diterbitkan pada tahun yang sama, penempatan urutannya berdasarkan pola abjad judul buku. Kriteria pembedaannya adalah setelah tahun terbit dibubuhkan huruf, misalnya a, b, c tanpa jarak.
Contoh:
- Bakri, Oemar. 1987a.
- __________ . 1987b.

5. Jika buku yang dijadikan bahan pustaka itu tidak menyebutkan tahun terbitnya, dalam penyusunan daftar pustaka disebutkan “Tanpa Tahun”. Kedua kata itu diawali dengan huruf kapital.
Contoh:
- Johan, Untung. Tanpa Tahun.

6. Judul buku ditempatkan sesudah tahun terbit dengan dicetak miring atau diberi garis bawah. Judul ditulis dengan huruf kapital pada awal kata yang bukan kata tugas.
Contoh:
- Keraf, Gorys. 1979. Lebih Lanjut dengan Microsoft Word 97 atau
- Keraf, Gorys. 1979. Lebih Lanjut dengan Microsoft Word 97

7. Laporan penelitian, disertasi, tesis, skripsi, atau artikel yang belum diterbitkan, di dalam daftar pustaka ditulis dalam tanda petik.
Contoh:
- Noprisal, Hendra. 1984. “Pembangunan Ekonomi Nasional”.

8. Unsur-unsur keterangan seperti jilid, edisi, ditempatkan sesudah judul. Keterangan itu ditulis dengan huruf kapital pada awal kata dan diakhiri dengan tanda titik. Jika sumber acuan itu berbahasa asing, unsur-unsur keterangan diindonesiakan, seperti “edition” menjadi edisi, “volume” menjadi jilid.
Contoh:
- Mochtar, Isa. 1983. Pengantar Ekonomi. Cetakan Kedua.
- Rowe, D. dan I. Alexander. 1967. Selling Industrial Product. Edisi Kedua.

9. Tempat terbit sumber acuan, baik buku maupun terbitan lainnya ditempatkan setelah judul atau keterangan judul (misalnya jilid, edisi, nomor majalah). Sesudah tempat terbit dituliskan nama penerbit dengan dipisahkan tanda titik dua, kemudian diikuti dengan tanda titik.

Jika lembaga penerbit dijadikan nama pengarang (ditempatkan pada lajur pertama), maka tidak perlu disebutkan nama penerbit lagi.

Daftar Pustaka tidak diberi penomoran. Pengurutannya berdasarkan nama pengarang.
Contoh:
Ananta Toer, Pramoedya. 2001. Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Biro Pusat Statistik. 1963. Statistical Pocketbook of Indonesia. Jakarta.
Koentjaraningrat (Ed.). 1977. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

II.b Majalah sebagai Sumber Acuan

Jika majalah menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan unsur-unsur beserta urutannya yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka sebagai berikut:
1. nama pengarang,
2. tahun terbit,
3. judul artikel,
4. judul majalah,
5. bulan terbit (kalau ada),
6. tahun terbitan yang keberapa (kalau ada),
7. tempat terbit.
Contoh:
Nasution, Anwar. 1975. “Sistem Moneter Internasional”.Dalam Prisma, Desember, IV. Jakarta.

II.c Surat Kabar sebagai Sumber Acuan

Jika surat kabar menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan
unsur-unsur beserta urutannya yang perlu disebutkan dalam
daftar pustaka sebagai berikut:
1. nama pengarang,
2. tahun terbit,
3. judul artikel,
4. judul surat kabar,
5. tanggal terbit, dan
6. tempat terbit.

Contoh:
Tabah, Anton. 1984. “Polwan semakin efektif dalam Penegakan Hukum”. Dalam Sinar Harapan, 1 September 1984. Jakarta.

II.d Antologi sebagai Sumber Acuan

Jika antologi menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan unsur-unsur beserta urutannya yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka sebagai berikut:
1. nama pengarang,
2. tahun terbit karangan,
3. judul karangan,
4. nama penghimpun (Ed.),
5. tahun terbit antologi,
6. judul antologi,
7. tempat terbit, dan
8. nama penerbit.

Contoh:
Kartodirjo, Sartono. 1977. “Metode Penggunaan Dokumen”.Dalam Koentjaraningrat (Ed.). 1980. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia