Rabu, 10 Oktober 2012

PERAN SANG PENGANTAR

Ketika kita berkendara kendaraan di jalan lihatlah orang-orang yang juga berkendara, ada yang berhenti dipersimpangan, ada yang terus jalan meski anda telah berhenti, ada kendaraan roda dua, ada roda empat, ada rodanya yang lebih dari empat. Semua berhenti pada tujuan masing-masing dan mengendarai kendaraan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Saya memaparkan ini hanya menunjukkan adanya perbedaan tujuan dalam hidup dan cara mendapatkannya.
Kita lihat lagi ada yang berkendara sendiri, ada yang membawa orang lain, ada yang menuju tujuannya sendiri, ada yang hanya membawa orang pada tujuannya. Tergantung tujuan dan profesinya.
Di dalam hidup ini juga seperti itu, ada yang hanya menuju tujuan sendiri, ada yang bersama orang lain dan ada yang hanya membawa orang pada tujuan meski itu bukan tujuannya.
Saya salut melihat orang yang membawa orang lain ke tujuan meskipun dia tidak ada tujuan kesana sangkin mulianya hatinya dia rela mengantar orang pada tujuan. Berarti meski mencapai tujuan adalah impian, tapi tidak bisa dihilangkan peran si Pengantar tadi. Bahwa dia rela menjadikan tujuannya hanya untuk mengantar orang lain kepada tujuan.
Saya ingat hadist Rosulullah SAW :“Orang-orang mukmin laksana satu tubuh, bila satu dari anggotanya sakit, maka seluruh tubuh turut mengeluh kesakitan dengan merasa demam dan tidak bisa tidur malam hari”. Saya rasa hadist ini sangatlah benar, maka si pengantar jika melihat orang lain sampai ketujuannya senang maka dia akan merasa senang juga. Maka tak salah juga saya menganggap profesi ini sangat mulia karena mengabdikan diri untuk melayani orang lain. Kesenangannya ketika orang lain senang sampai tujuan. Subhanallah