Rabu, 01 Desember 2010

tugas bahasa indonesia

1. Daftar Pustaka
1.1 Pengertian
Daftar pustaka adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel- artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sehagian dan karangan yang tengah digarap. Bagi orang awam, bibliografi mungkin tidak penting artinya, tetapi bagi seorang sarjana seorang calon sarjana. atau scorang cendekiawan, daftar kepustakaan itu merupakan suatu hat yang sangat penting.
1.2 Fungsi
Untuk mendeskripsi yang penting tentang buku, majalah, harian itu secara keseluruhan, karena itu fungsi catatan kaki dan daftar pustaka seluruhnya tumpang-tindih satu sama lain.
Selain itu berfungsi sebagai pelengkap dan sebuah catatan kaki. Pada daftar pustaka dapat mengetahui keterangan-keterangan yang lengkap mengenai buku atau majalah itu.
1.3 Unsur-unsur
- Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
- Judul buku, termasuk judul tambahan.
- Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke-berapa, nomor jilid, dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
- Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid. nomor dan tahun.
1.4 Bentuk
Daftar isi disusun menurut urutan alfabetis dan nama pengarangnya. Untuk maksud tersebut nama-nama pengarang harus dibalikkan susunannya: nama keluarga, nama kecil, lalu gelar-gelar kalau ada. Jarak antara baris dengan baris adalab spasi rapat.
Jarak antara pokok dengan pokok adalah spasi ganda. Tiap pokok disusun sejajar secara vertikal. dimulai dan pinggir margin kiri, sedangkan baris kedua, ketiga, dan seterusnya dan tiap pokok dimasukkan ke dalam tiga ketikan (bagi karya yang mempergunakan lima ketikan ke dalam untuk alinea baru) atau empat ketikan (bagi karya yang mempergunakan 7 ketikan ke dalam untuk alinea baru).

2. Kutipan
2.1 Pengertian
Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
Penulisan sumber kutipan ada yang menggunakan pola Harvard, ada pula yang menggunakan pola konvensional atau catatan kaki (footnote). Sekarang Anda akan mempelajari pencantuman kutipan dengan pola Harvard.
2.2 Cara Menulis Kutipan
Penulisan dan pencantuman kutipan dengan pola Harvard ditandai dengan menuliskan nama belakang pengarang, tahun terbit, dan halaman buku yang dikutip di awal atau di akhir kutipan. Data lengkap sumber yang dikutip itu dicantumkan pada daftar pustaka. Ada dua cara dalam mengutip, yakni langsung dan tidak langsung. Kutipan langsung adalah mengutip sesuai dengan sumber aslinya, artinya kalimat-kalimat tidak ada yang diubah. Disebut kutipan tidak langsung jika mengutip dengan cara meringkas kalimat dari sumber aslinya, namun tidak menghilangkan gagasan asli dari sumber tersebut
Arti Kutipan Langsung dan Tidak Langsung

Terdapat dua bentuk kutipan yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak
langsung. Kutipan langsung adalah pemindahan secara lengkap, dalam arti kata demi
kata, kalimat demi kalimat sesuai dengan bunyi pada teks atau perkataan seseorang yang
dikutip oleh penulis. Pada kutipan tidak langsung, penulis melakukan parafrase atau
menggunakan kalimat-kalimat yang disusunnya sendiri menjadi ikhtisar atau intisari
berdasarkan apa yang dikutipnya.



a. Kutipan langsung, yaitu kutipan yang dilakukan persis seperti sumber aslinya, baik bahasanya maupun susunan kata dan ejaannya.
1) Kutipan langsung pendek yaitu kurang dari tiga baris, disalin dalam teks dengan memberikan tanda kutipan di antara bahan yang dikutip.
Contoh : (“……………..”)
2) Kutipan langsung panjang yaitu lebih dari tiga baris, yang diberi tempat tersendiri dalam alinea baru diketik dengan jarak satu spasi dan menjorok masuk empat ketukan huruf dari margin kiri, tanda kutip tidak dipakai.

Kutipan tidak langsung, yaitu kutipan yang hanya mengambil pokok-pokok pikiran atau semangatnya saja, dan dinyatakan dengan kata-kata dan bahasa sendiri.


Tata Cara & Aturan Penulisan Kutipan
By - Muhammad Alfiansyah . Rabu, November 04, 2009
Label: Bahasa Indonesia
Tata Cara & Aturan Penulisan Kutipan - Setelah kita menulis tentang definisi
kutipan maupun jenis2nya sekarang mari kita bahas tentang Tata Cara & Aturan
Penulisan Kutipan.
A. Tata Cara & Aturan Penulisan Kutipan langsung tidak lebih dari empat
baris
Kutipan ini akan dimasukkan dalam teks dengan cara berikut:
(1) kutipan diintegrasikan dengan teks;
(2) jarak antara baris dengan baris dua spasi;
(3) kutipan diapit dengan tanda kutip;
(4) sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukkan setengah spasi ke atas
atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman
tempat terdapat kutipan itu.
Contoh:
Supaya tulisan kita mudah dipahami orang lain, maka kita hendaknya membuat
kalimat yang efektif. Yang dimaksud dengan kalimat efektif itu yang bagaimana?
“Kalimat efektif adalah kalimat yang dengan sadar atau sengaja disusun untuk
mencapai daya informasi yang tepat dan baik” (Parera,1988:42). Dengan
demikian…..
B. Tata Cara & Aturan Penulisan Kutipan langsung lebih dari empat baris
Kutipan yang lebih dari empat baris ketentuan penulisannya sebagai berikut:
(1) kutipan dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi;
(2) jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi;
(3) kutipan boleh atau tidak diapit dengan tanda kutip;
(4) sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas,
atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman
tempat terdapat kutipan itu;
(5) seluruh kutipan dimasukkan ke dalam 5 – 7 ketikan.
Contoh:
.......................................................................
“Anda tidak bisa menang dalam sebuah debat. Anda tidak bisa, karena kalau Anda
kalah, Anda akan kalah; dan kalau Anda menang, Anda kalah juga. Mengapa?
Nah, misalkan Anda menang atas pihak lawan dan mampu menembak
argumennya sehingga penuh lubang, lalu membuktikan bahwa dia
noncomposmentis. Lalu bagaimana? Ya, Anda akan merasa senang. Tapi
bagaimana dengan dia? Anda telah membuatnya merasa rendah diri” (Carnegie;
1996:181).
..........................................................................
C. Tata Cara & Aturan Penulisan Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung berupa intisari pendapat yang dikemukakan. Oleh sebab
itu, kutipan ini tidak diberi tanda kutip. Syarat penulisan kutipan tidak langsung
adalah:
(1) kutipan diintegrasikan dengan teks;
(2) jarak antarbaris dua spasi;
(3) kutipan tidak diapit tanda kutip;
(4) sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas,
atau dalam kurung ditempatkan nama pengarang, tahun terbit, nomor halaman
tempat terdapat kutipan itu.
Contoh:
Menurut Gorys Keraf, kalimat yang baik adalah yang menunjukkan kesatuan
gagasan, atau hanya mengandung satu ide pokok. Bila ada dua kesatuan yang
tidak mempunyai hubungan digabungkan, maka akan merusak kesatuan pikiran
(1994 :36).










II. Membuat & Menulis Daftar Pustaka / Bibliografi Dengan Benar

Berdasarkan sumber acuan yang digunakan, ada beberapa model bibliografi yang paling umum kita jumpai.

II.a Buku sebagai Sumber Acuan

Jika buku menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Nama pengarang dibalik (berdasarkan nama keluarga, nama belakang) kecuali nama Tionghoa. Nama ditulis lengkap tanpa menyebutkan gelar.
Contoh:
- Masri Singarimbun menjadi Singarimbun, Masri
- Y.B. Mangunwijaya menjadi Mangunwijaya, Y.B.
- Cio Sin Kim tetap Cio Sin Kim

2. Jika dalam buku yang diacu itu tercantum nama editor, penulisannya dilakukan dengan menambahkan singkatan (Ed.).
Contoh:
- Mahaso, Ode (Ed.). 1997.

3. Jika pengarang terdiri dari dua orang, nama orang pertama dibalik sedangkan nama orang kedua tetap. Di antara kedua nama pengarang itu digunakan kata penghubung “dan”. Jika lebih dari tiga orang, ditulis nama pengarang pertama yang dibalik lalu ditambahkan singkatan “dkk” (dan kawan-kawan).
Contoh:
Sumardjan, Selo dan Marta Susilo.
4. Jika beberapa buku ditulis oleh seorang pengarang, nama pengarang cukup ditulis sekali pada buku yang disebut pertama. Selanjutnya cukup dibuat garis sepanjang 10 ketukan dan diakhiri dengan tanda titik. Setelah nama penga-rang, cantumkan tahun terbit dengan dibubuhkan tanda titik. Jika tahunnya berbeda, penyusunan daftar pustaka dilakukan dengan urutan berdasarkan yang paling lama ke yang paling baru.
Contoh:
- Keraf, Gorys. 1979.
- _________ . 1982.
- _________ . 1984.
Jika diterbitkan pada tahun yang sama, penempatan urutannya berdasarkan pola abjad judul buku. Kriteria pembedaannya adalah setelah tahun terbit dibubuhkan huruf, misalnya a, b, c tanpa jarak.
Contoh:
- Bakri, Oemar. 1987a.
- __________ . 1987b.

5. Jika buku yang dijadikan bahan pustaka itu tidak menyebutkan tahun terbitnya, dalam penyusunan daftar pustaka disebutkan “Tanpa Tahun”. Kedua kata itu diawali dengan huruf kapital.
Contoh:
- Johan, Untung. Tanpa Tahun.

6. Judul buku ditempatkan sesudah tahun terbit dengan dicetak miring atau diberi garis bawah. Judul ditulis dengan huruf kapital pada awal kata yang bukan kata tugas.
Contoh:
- Keraf, Gorys. 1979. Lebih Lanjut dengan Microsoft Word 97 atau
- Keraf, Gorys. 1979. Lebih Lanjut dengan Microsoft Word 97

7. Laporan penelitian, disertasi, tesis, skripsi, atau artikel yang belum diterbitkan, di dalam daftar pustaka ditulis dalam tanda petik.
Contoh:
- Noprisal, Hendra. 1984. “Pembangunan Ekonomi Nasional”.

8. Unsur-unsur keterangan seperti jilid, edisi, ditempatkan sesudah judul. Keterangan itu ditulis dengan huruf kapital pada awal kata dan diakhiri dengan tanda titik. Jika sumber acuan itu berbahasa asing, unsur-unsur keterangan diindonesiakan, seperti “edition” menjadi edisi, “volume” menjadi jilid.
Contoh:
- Mochtar, Isa. 1983. Pengantar Ekonomi. Cetakan Kedua.
- Rowe, D. dan I. Alexander. 1967. Selling Industrial Product. Edisi Kedua.

9. Tempat terbit sumber acuan, baik buku maupun terbitan lainnya ditempatkan setelah judul atau keterangan judul (misalnya jilid, edisi, nomor majalah). Sesudah tempat terbit dituliskan nama penerbit dengan dipisahkan tanda titik dua, kemudian diikuti dengan tanda titik.

Jika lembaga penerbit dijadikan nama pengarang (ditempatkan pada lajur pertama), maka tidak perlu disebutkan nama penerbit lagi.

Daftar Pustaka tidak diberi penomoran. Pengurutannya berdasarkan nama pengarang.
Contoh:
Ananta Toer, Pramoedya. 2001. Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Biro Pusat Statistik. 1963. Statistical Pocketbook of Indonesia. Jakarta.
Koentjaraningrat (Ed.). 1977. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

II.b Majalah sebagai Sumber Acuan

Jika majalah menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan unsur-unsur beserta urutannya yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka sebagai berikut:
1. nama pengarang,
2. tahun terbit,
3. judul artikel,
4. judul majalah,
5. bulan terbit (kalau ada),
6. tahun terbitan yang keberapa (kalau ada),
7. tempat terbit.
Contoh:
Nasution, Anwar. 1975. “Sistem Moneter Internasional”.Dalam Prisma, Desember, IV. Jakarta.

II.c Surat Kabar sebagai Sumber Acuan

Jika surat kabar menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan
unsur-unsur beserta urutannya yang perlu disebutkan dalam
daftar pustaka sebagai berikut:
1. nama pengarang,
2. tahun terbit,
3. judul artikel,
4. judul surat kabar,
5. tanggal terbit, dan
6. tempat terbit.

Contoh:
Tabah, Anton. 1984. “Polwan semakin efektif dalam Penegakan Hukum”. Dalam Sinar Harapan, 1 September 1984. Jakarta.

II.d Antologi sebagai Sumber Acuan

Jika antologi menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan unsur-unsur beserta urutannya yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka sebagai berikut:
1. nama pengarang,
2. tahun terbit karangan,
3. judul karangan,
4. nama penghimpun (Ed.),
5. tahun terbit antologi,
6. judul antologi,
7. tempat terbit, dan
8. nama penerbit.

Contoh:
Kartodirjo, Sartono. 1977. “Metode Penggunaan Dokumen”.Dalam Koentjaraningrat (Ed.). 1980. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar