Jumat, 01 Juni 2012

BANTAHAN DUA TEORI BESAR MATERIALIS

Di ambil dari Novel “Dari Jendela Hauzah” pengarang Otong Sulaeman terbitan Mizania 2010 hal 102-111. Orang materialis menganggap bahwa hidup beragama adalah cara hidup manusia yang bodoh dan primitif. Ada dua teori besar yang mereka keluarkan:
1. Teori Ketakutan Teori berasal dari sigmund freud , yang beranggapan bahwa manusia sepanjang sejarah menyaksikan berbagai hal yang menakutkan dari fenomena alam seperti banjir, gunung meletus, gempa, dan lain-lain. Untuk semua hal yang menakutkan itu, kemudian menciptakan satu faktor bersama yang kemudian dinamai Tuhan. Manusia percaya kepada tuhan dan agama karena mereka ingin selamat dan terjaga dari ancaman hal-hal yang menakutkan tersebut. Bagi manusia-manusia di zaman primitif, semua hal menakutkan itu sulit mereka hadapi karena di balik semua itu ada suatu kekuatan yang mengaturnya. Agar bisa terhindar dari bahaya alam, manusia lalu mencari perlindungan kepada sumber ketakutan itu yang kemudian mereka panggil dengan sebutan Tuhan. Jadi, menurut Freud Tuhan adalah makhluk yang diciptakan manusia, bukannya sang pencipta. Konsekuensi dari teori ketakutan ini adalah keharusan manusia modern untuk tidak lagi percaya terhadap tuhan dan agama. Hingga kini, fenomena-fenomena alam memang masih menjadi ancaman bagi manusia. Akan tetapi, manusia modern telah menemukan cara yang logis guna menghindarkan diri, atau setidaknya meminimalisasi dampak, dari ancaman-ancaman yang menakutkan itu. Banjir bisa ditanggulangi dengan membangun kanal, gunung yang meletus bisa dideteksi sehingga bisa dilakukan proses evakuasi, dan seterusnya. Ketika akal manusia sudah mampu melakukan hal-hal seperti itu, tidak ada alasan lagi bagi manusia untuk menciptakan pelindung bernama Tuhan.
2. Teori Ketidaktahuan Teori ini di ajukan oleh Will Durant dan Bertrand Russel. Teori ini berkaitan dengan persepsi manusia di zaman dahulu tentang berbagai fenomena alam yang dianggap aneh, seperti gerhana, angin, hujan, dan lain-lain. Hal ini terasa aneh oleh manusia di zaman dulu. Mereka terheran-heran menyaksikan gerhana matahari karena kegelapan tiba-tiba meliputi bumi siang bolong selama beberapa menit. Manusia zaman dulu juga bingung dengan gejala angin. Tiba-tiba saja ada sesuatu yang berembus dan bergerak menerpa kulit, sesuatu yang tidak kelihatan. Hujan juga fenomena yang menakjubkan. Mereka bertanya-tanya, bagaimana langit atau awan sampai bisa menurunkan air. Menurut teori ini, ketika manusia zaman dulu tidak mampu menemukan sebab empiris dari sejumlah besar fenomena alam yang menakjubkan itu, mereka lalu menyebutkan Tuhan sebagai penyebabnya. Seperti teori ketakutan, keori ketidaktahuan ini juga menyatakan bahwa Tuhan dan agama adalah ciptaan manusia di zaman dulu, yaitu saat pengetahuan masih sangat terbatas. Kini, ketika manusia sudah mampu menyingkap berbagai rahasia alam, agama sudah tidak layak lagi dipakai. Tuhan sudah mati karena peranannya sudah digantikan oleh akal dan sains.
Namun dua teori yang kelihatan kuat ini sangat kuat ternyata rapuh. Kini kita lihat kerapuhannya:
1. Kedua teori ini, yaitu teori ketakutan dan teori ketidaktahuan, ternyata hanya sebatas asumsi atau paling tinggi hanyalah hipotesis yang tidak pernah dibuktikan. Mereka yang mengemukakan teori ini belum pernah melakukan penelitian ilmiah. Dalam filsafat ilmu yang berkembang di barat sendiri diakui bahwa teori hanya menjadi ilmiah dan valid jika melewati proses-proses tertentu. Awalnya adalah hipotesis. Ini adalah dugaan yang tidak punya nilai ilmiah apapun.Setelah itu, seorang ilmuwan melakukan riset dengan cara-cara ilmiah yang ketat guna membuktikan itu menjadi tesis yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Nah, sepanjang yang kami tahu, teori ketakutan dan ketidaktahuan itu hanya berhenti pada tahapan hipotesis. Belum ada penelitian yang dilakukan guna mengangkat hipotesis ini kederajat yang lebih tinggi yaitu tesis.
2. Teori-teori diatas juga lemah secara ilmiah, karena yang di bahas adalah motivasi, bukan validitasnya. Seandainya pun teori tadi benar, hal itu tidak bisa menjadi landasan ilmiah untuk menyatakan bahwa tuhan itu ada atau tidak. Katakanlah bahwa apa yang dikemukakan para pengusung teori ini memang faktual, yaitu bahwa kepercayaan manusia terhadap Tuhan disebabkan ketakutan atau ketidaktahuan mereka terhadap sejumlah fenomena alam. Ini adalah motivasi keimanan manusia kepada Tuhan dan agama adalah dua hal tadi, yaitu ketakutan dan ketidaktahuan. Tapi, apakah bisa menjadi landasan ilmiah untuk menyatakan bahwa Tuhan itu tidak ada dan semua agama itu sebenarnya palsu belaka? Apakah kesalahan motivasi bisa menggugurkan substansi? Tenju saja tidak. Kepercayaan kepada Tuhan yang didasarkan kepada rasa takut atau ketidaktahuan manusia terhadap rahasia di balik sejumlah fenomena alam paling-paling kita sebut sebagai kesalahan motivasi, dan kesalahan motivasi tidak bisa menggugurkan substansi permasalahan.
3. Teori-teori ini mengatakan bahwa ketakutan dan ketidaktahuan adalah penyebab keimanan seseorang terhadap Tuhan dan agama. Mari kita lihat sejarah, mereka yang mengaku pembawa agama Tuhan seperti nabi adalah orang-orang yang tidak takut dan tidak bodoh. Mereka adalah orang-orang yang paling berani dan sangat cerdas.

1 komentar:

  1. dalam buku Iblis Menggugat Tuhan seorang pendeta pernah mencari2 tentang, kepastian tentang Tuhan
    beginilah kira2 pertanyaan pendeta

    Yang Mulia aku tak mampu memahami keesaaan Tuhan. telah kusaksikan kebaikan dan kejahatan didunia ini dan percaya bahwasanya Dia bukanlah sumber kejahatan namun jika memang Dia tak berkuasa atas kejahatan, maka dia tak pantas disebut Tuhan, padahal kutahu pula Dia adalah yang Mahakuasa. Jika dunia ini jahat adanya, tidakkah Tuhan juga demikian, jika dunia ini bukan ciptaanya dimanakah letak kekuatan-Nya ??

    Rasulullah saw. Berkata "Ketahuilah, sesungguhnya keesaaan Allah itu tersembunyi dari menara logikamu. singkirkan keraguanmu. pengetahuan tentang Keesaan Allah sungguh berbahaya, dan yang mencari mudah sekali tersesat, engkau tak mungkin sanggup menanggung beratnya pengetahuan yang engkau inginkan.


    tak kan sanggup seseorang mencari tentang keesaan Tuhan,


    atau ada pemikiran yang sangat-sangat simple, yang saya namakan pemikiran tukang becak

    begini pemikirannya
    si A percaya kepada Tuhan kepercayaanya itu dibuktikan dengan melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya,

    Si B tidak percaya kepada Tuhan, dan menganggap Tuhan itu tidak ada...

    sampai lah mereka berdua kepada kematian

    dan ternyata....

    kita mulai lagi dengan 2 kemungkinan yg dgn kepercayaan kepada Tuhan dan tidak percaya kepada Tuhan

    1.misal Tuhan itu ada, maka si A akan masuk surga dan si B akan masuk neraka, berari merugi lah si B

    2. Misal Tuhan itu tidak ada maka, selamat lah si B dan si A juga pasti selamat, dan si A juga tidak merugi


    begitulah kira2...

    by: berry yusdi..

    BalasHapus